Saturday 15 November 2008

Kerusakan Hutan Indonesia 1,08 Juta Hektar Per Tahun

Kerusakan Hutan Indonesia 1,08 Juta Hektar Per Tahun

Jakarta, (Analisa)
Kondisi hutan tropis di Indonesia mengalami deforestasi dengan tingkatan yang cukup memprihatinkan yaitu rata-rata 1,08 juta hektar pertahun.

Deputi III Bidang Peningkatan Konvservasi sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, Masnellyarti Hilman di Jakarta, Jumat mengatakan, kerusakan hutan itu secara nyata mengakibatkan bencana di Indonesia.

"Indonesia memang rentan terhadap bencana akibat tata guna lahan dan kerusakan hutan yang tidak dikelola dengan baik," katanya.

Pada periode 2000-2007 telah terjadi kerusakan sedikitnya 59,1 juta hektar dalam kawasan hutan dan 41,5 juta hektar diluar kawasan hutan.
Dari luasan lahan kritis ini menyebabkan 294 dari 472 daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi prioritas dilakukan rehabilitasi.

"Kerusakan hutan ini secara nyata telah mengakibatkan bencana di Indonesia, baik dalam aspek ekonomi, ekologi, sosial budaya, dan moral yang dampak negatifnya telah melampaui batas Negara," ujarnya.

Ia menjelaskan, deforestasi hutan, antara lain disebabkan pengelolaan hutan yang tidak tepat, pembukaan kawasan hutan dalam skala besar untuk berbagai keperluan pembangunan, penebangan kayu secara tidak sah, perburuan satwa liar secara tidak sah, penjarahan, perambahan, okupasi lahan dan kebakaran hutan.

"Sementara itu, kebutuhan kayu di masyarakat saat ini meningkat, sehingga terjadi kesenjangan kebutuhan kayu di masyarakat, dengan ketersediaan potensi kayu yang ada di kawasan hutan," ujarnya.

Sebagai akibat kondisi tersebut, banyak terjadi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan kayu dengan cara penebangan kayu secara tidak sah guna memenuhi kebutuhan industri.
Karena itulah penegakan supremasi hukum di sektor kehutanan merupakan syarat mutlak dalam pelestarian lingkungan.

"Kondisi itu juga semakin diperparah oleh dampak perubahan iklim dimana pada daerah-daerah yang terjadi degradasi lingkungan seperti daerah aliran sungai, lereng dan pesisir semakin rentan terjadi bencana," ujarnya. (Ant)