Monday 8 August 2011

Kon-Tiki dalam Lemari

Waktu aku masih kecil, masih 'seketek' membaca buku dan koran adalah hobi beratku. Banyak buku-buku kukumpulkan,ada yang kubeli dari wang jajanku namun kebanyakan pemberian ayah dan tanteku. Kalau pemberian ayahku biasanya ber-'genre' petualangan ataupun penjelajahan alam, teringat aku beberapa misalnya petualang samudra Thor Heyerdahl dengan "Kon-Tiki", "Natural History" oleh Bertha Morris Parker dan juga beragam serial wayang macam "Wayang Poerwa", Mahabarata dan turunan-nya yang kebanyakan adalah buahtangan R.A.Kosasih, diterbitkan pertama kali oleh Melodie, Bandung.

Weleh 'one thing leads to another' kata orang Inggris bikin aku ingat bacaan lokal mungkin juga 'hibrid' dagelan para punakawan "Petruk Gareng" mereka berdua ini biasanya dapat peran  protagonis lalu Semar sebagai "Yoda" pra-starwars dan tokoh antagonis oleh Togog....ckk...ckk benar-benar bikin orang terkekeh-kekeh sendirian, menghibur hati sedih jadi senang. Komik ini sungguh tak pernah bosan untuk dibaca ulang. 

Buku-buku ini semua kususun rapi dalam tatanan 'genre' - maklumlah aku taktau apa yang namanya 'dewey-system' itu. Lemari ber-politur coklat tua setinggi hampir tiga meter itu terdiri dari tiga bilik: bilik paling kiri untuk untuk perpustakaan, bilik tengah tempat mainan dan bilik kanan untuk simpan pakaian. Saking 'beken' nya lemari bacaku anak-anak se-gang suka baca dikamarku...

Selanjutnya kita nikmati dulu pelayaran lintas Lautan Teduh Thor Heyerdahl dengan perahu tradisional Kon-Tiki: