Tulisan ini adalah cetusan pemikiran saya yang terinspirasi oleh artikel di Waspada Online berjudul Geng motor tetap berulah (diunduh tanggal Selasa, 15 Nov 2011). Mungkin berguna untuk sebagai tambahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan pemuda/i di Medan.
-Ivan Fukuoka
Pendekatan adalah kata kunci dalam mengelola 'anakmuda' ("ABG"). Cara-cara kuno yang sudah usang dan tak sesuai lagi dengan kondisi abad ke 21 pantas untuk ditinggalkan. Memberi nasehat tak banyak gunanya paling masuk 'kuping-kiri-keluar-kuping-kanan' yang lebih cocok adalah memberi contoh! Menangkap, menghukum dengan memenjarakan 'ABG' boleh-boleh saja tapi yang perlu ditanyakan apakah efektif? bisa-bisa malah pak Polisi yang dianggap melanggar HAM lagipula bagi 'anakmuda' dipenjarakan itu semacam 'ijazah' lulus[an] penjara yang memberikan 'kredibilitas' untuk 'ABG' meniti karir didunia kriminal nantinya.
Polisi perlu bekerja-sama dengan lembaga/NGO pro-anak yang mengambil pendekatan yang holistik atau terintegrasi dalam kehidupan sosial/psikologis anak. Anak 'rewel', usil, nakal dan sejenisnya itu adalah perwujudan protes mereka, mungkin karena merasa selalu ditindas dan 'ortu' sibuk bekerja lalu tak ada waktu buat mereka ditambah lagi hilangnya sarana bermain dengan sesama usia. Mungkin protes terhadap hirarki [baca:'Ortu', Guru, penguasa termasuk Polisi]yang hanya 'omdo' - jadi jelas penting sekali adanya dialog antar 'penguasa' dan yang 'dikuasai'[baca:'ABG'].
Sewajarnya dialog atau diskusi yang berbasis akomodasi dan pengertian atas perkembangan jiwa anak dipandu oleh ahli sosial, psikologi anak dan mereka yang punya keperdulian/rasa sayang yang tinggi terhadap perkembangan anak. Kalau kita mau jujur pada dirisendiri maka harus diakui kalau fenomena ABG dan gengmotor-nya ini ada juga kualitas positifnya yaitu menunjuk-kan kalau 'anakmuda' Medan 'exist', 'pemberani' dengan semangat 'Highlander-nya' [walau sayang melawan Hukum/Polisi] serta mampu ber-organisasi. Bukankah ini aset-sosial yang positif? tinggal pandai-pandai kita mengganti haluan saja bukan?
Yang jelas cara/pola 'memusuhi' ABG Geng Motor tak banyak hasilnya apalagi untuk jangka panjang. Lebih baik pak Polisi ambil pendekatan olah-raga dan 'gandeng-tangan' dengan pengusaha untuk bangun arena 'balap' motor tingkat internasional macam balap MotoGP Sepang, Malaysia misalnya, manatau akan lahir pembalap setaraf Casey Stoner dari Medan! iya gak ya?
Aksi ABG Gengmotor Medan (inilah.com) |
Geng motor tetap berulah
RIDIN
Koordinator Liputan
WASPADA ONLINE
Koordinator Liputan
WASPADA ONLINE
MEDAN - Walaupun Kepolisian Resort Kota(Polresta) Medan terus melakukan upaya razia besar-besaran terhadap maraknya geng motor di Kota Medan dengan melakukan penangkapan dan penindakan sampai kasusnya masuk ke meja persidangan tetapi ulah geng motor tetap masih ada saja muncul.
Seperti yang dilakukan dua orang anak baru gede yang benama Jaka (16) warga kelambir lima dan temannya Deo(16)warga Blok 8 palem 5 perumnas Helvetia ini, kedua terpaksa ditangkap petugas Polsek Hekvetia tadi malam karena melakkuan aksi kebut- kebutan dengan sepeda motor di jalan raya dengan membawa senjata tajam.
Info menyebutkan kalau kedua ABG ini kedapatan membawa samurai dan berteriak-teriak seperti layaknya seorang highlinder. Kanit reskrim Polsek Helvetia AKP Zulkifli Harahap membenarkan hal itu. “ Keduanya masih kita periksa,” ujar Zulkifli.
Sebelumnya juga polisi menangkap 13 anggota geng Persatuan Medan Bersatu (PMB) dari Jalan Juanda Medan.
Penangkapan dilakukan anggota Polsek Medan Kota menangkap 13 orang yang didominasi kalangan remaja ditangkap di kawasan Jalan Juanda Medan.
Saat polisi mendekat, maksudnya melakukan pemeriksaan, tiba-tiba mereka menghidupkan sepeda motornya dan berusaha menyerang polisi. “Saat didekati, mereka tiba-tiba langsung melawan dengan cara ingin menabrak polisi. Dibantu masyarakat, 13 orang anggota geng motor PMB itu lalu ditangkap,” kata Kanit Reskrim Medan Kota AKP S Simare-mare.
Bersama mereka, diamankan sebanyak delapan unit sepeda motor. Usai penangkapan, polisi memburu Ketua PMB yang bermarkas di Simalingkar. Penangkapan ini, kata Simare-mare, dilakukan berdasarkan perintah langsung Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga. Para tersangka selanjutnya diperiksa menjalani pemeriksaan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya setelah banyaknya penangkapan dari razia yang digelar Polresta Medan ada beberapa club geng motor yang membubarkan diri.
Seperti club geng motor Ezto yang dikomandoi Fernando Imnuel Sinurat yang membubarkan diri dihadapan Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga beberapa waktu lau dan club geng motor Nekad Kami Bro (NKB) yang juga membubarkan diri dan membuat kesepakatan di Markas Polresta Medan yang isinya bersedia tidak beroperasi lagi alias bubar.
Editor: PRAWIRA SETIABUDI
(dat15/wol)